Tujuan Roman Abramovich di Chelsea adalah menjuarai Liga Champions. Atas kenyataan inilah ia berani memecat sekian pelatih, termasuk Carlo Ancelotti yang pernah memberikan gelar juara Premier League. Ketergila-gilaan sang pemilik Chelsea untuk memboyong trofi kompetisi terbesar Eropa ini membuatnya tak tertarik pada kecemerlangan Ancelotti di tingkat domestik.
Sebaliknya,
Andre Villas-Boas yang mengalami awal cemerlang musim ini, mulai kebingungan dengan pemainnya yang loyo sejak akhir November. Namun, ia masih dipertahankan karena peluang menjuarai Liga Champions masih hidup. Hal inilah yang sekarang memudar. Chelsea pagi ini dihempaskan oleh tuan rumah Napoli setelah sebelumnya sempat unggul 0-1.
Juan Mata tampaknya akan menjadi pahlawan
Chelsea hingga beberapa musim ke depan. Sebuah sepakan kaki kirinya memanfaatkan blunder Paolo Cannavaro menusuk gawang Morgan De Sanctis di menit 27.
Napoli yang berbekal pengalaman menaklukkan
Manchester City di babak penyisihan, lekas bangkit. Tujuh menit sebelum turun minum, tembakan
Ezequiel Lavezzi dari luar kotak penalti melengkung untuk menekuk aksi brilian Petr Cech di babak pertama.
Mampu menyamakan kedudukan, Napoli bangkit. Menjelang babak pertama berakhir, umpan Gokhan Inler ke jantung pertahanan Chelsea dikonversi dengan baik oleh Edinson Cavani. Sang penyerang menggunakan bahunya untuk menghukum keteledoran Branislav Ivanovic. 2-1.
Harapan Chelsea untuk menyamakan kedudukan semakin sulit di 45 menit kedua. Kali ini giliran David Luiz yang menjadi pemain kedua belas Napoli. Upayanya menyapu bola justru diserobot oleh Cavani. Striker Uruguay menyodorkan bola kepada Lavezzi yang mencetak gol keduanya malam itu di menit 65.
AVB mencoba memasukkan Frank Lampard dan Michael Essien di menit 70. Namun, skor tak berubah hingga laga berakhir.
Harus menang 2-0 di leg kedua adalah pekerjaan berat bagi Andre Villas-Boas. Apalagi jika para beknya masih sering mudah melepaskan penyerang lawan atau melakukan blunder tidak perlu.